Laman
KATEGORI PENCARIAN
Selasa, 05 April 2016
Sabtu, 02 April 2016
PRESIDEN DORONG PENDIDIKAN KEJURUAN
PRESIDEN DORONG PENDIDIKAN KEJURUAN
Presiden Joko
Widodo menegaskan komitmen pemerintah untuk mendorong pendidikan kejuruan
sebagai salah satu upaya meningkatkan daya saing sumber daya manusia. Tahun
ini, pemerintah akan membangun banyak tempat pendidikan kejuruan di Indonesia.
Demikian
diungkapkan jokowi saat acara Dialog Publik bersama Presiden yang
diselenggarakan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia, Rabu (30/3), di Jakarta.”
Mengenai kesiapan sumber daya manusia kita berkompetisi, memang harus
dipersiapakan. Sebab, kalau tidak dipersiapkan, kita akan ketinggalan terus.”
Katanya.
Sebagai
bentuk komitmen pemerintah akan membangun sekolah menengah kejuruan dalam
jumlah besar mulai tahun ini.” Kalau dulu ada SD inpres, mulai tahun ini aka
nada SMK inpres. Pendidikan vokasional akan kita garap besar-besaran, yaitu SMK
dan politeknik,” tutur presiden. Pendidikan kejuruan itu akan menjadi pusat
pelatihan bagi siswa yang akan masuk ke dunia kerja.” Ke depan, pelatihan harus
lewat Institusi-institusi ini.”kata jokowi.
Direktur
Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Mustaghfirin Amin
mengatakan, baru pada tahun ini pemerintah mengalokasikan anggaran yang besar
untuk pembangunan SMK baru. Sebanyak 341 SMK baru bisa dibangun di daerah yang
belum memiliki SMK. “Biasanya setiap tahun hanya dianggarkan untuk pembangunan
40 SMK baru. Karena SMK diyakini harus dikembangkan akses dan kualitasnya,
keberpihakan pada pembangunan SMK baru langsung dilengkapi dengan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan. Hal ini sebagai komitmen untuk melaksanakan
pendidikan vokasi menengah berkualitas yang sesuai potensi dengan lokal .”ujar
Mustaghfirin.
Dalam rangka
mendukung program pembangunan pemerintah, Kemdikbud menguatkan SMK yang
memiliki program keahlian di bidang pariwisata, pertanian, dan maritime. Selain
itu, dilakukan juga pemetaan ulang mengenai program-program keahlian yang ada
di SMK untuk melihat prospeknya terkait perkembangan teknologi dan tantangan
perubahan jaman. “jika ada program keahlian yang dinilai tidak prospektif, ya,
kami tutup. Sebaliknya, jika ada kebutuhan untuk program keahlian baru, untuk
mengisi kebutuhan tenaga kerja di bidang infrastruktur , misalnya baru-baru ini
SMK bidang konstruksi diperkuat, “ papar Mustaghfirin.
Peningkatan
daya saing lulusan SMK di pasar kerja juga diprogramkan. Kemdikbud mendukung
1.200 SMK untuk melakukan sertifikasi kompetensi yang diakui Badan Nasional
Sertifikasi Profesi.
Pendidikan
vokasi di SMK disoroti karena jumlah lulusannnya yang menganggur lebih banyak
daripada lulusan SMA. Dari data Badan Pusat Statistik, pada Agustus 2015,
sebanyak 12,65 persen penganggur berasal dari SM,K, 10,32 persen dari SMA, 7,54
persen dari diploma, dan 6,40 persen dari Universitas.
Marclock,
Koordinator Lapangan Forum Peduli Pendidikan Pelatihan Menengah Kejuruan
Indonesia. Mengatakan, penguatan pendidikan vokasi di tingkat menengah dan
tinggi sangat penting bagi masa depan bangsa.”Untuk apa punya banyak sarjana,
tetapi tidak terampil dan tidak punya keterampilan,”ucap Marlock.
Marlock
menyoroti persoalan link and match yang belum berjalan baik, tak hanya terkait
dnegan dunia industry. Lulusan SMK yang hendak melanjutkan ke perguruan tinggi
masih di persulit karena regulasi yang belum terpadu. “Tamatan SMK seharusnya
bisa bekerja, melanjtkan kuliahm dan menjadi wirausaha,”ujar Marlock.
(sumber : ditpsmk.net)
Langganan:
Postingan (Atom)