PROSPEK LULUSAN SMK FARMASI DALAM ERA
GLOBALISASI
Sejalan
perkembangan zaman, dimana lapangan kerja semakin membutuhkan generasi unggulan
yang memiliki moralitas dan mentalitas yang baik maka perlunya adanya
pendidikan dan pembinaan yang sistematik sesuai dengan program pemerintah. Dan
disisi yang lain untuk mempersiapkan datangnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan
persaingan Global, menuntut setiap pihak termasuk penyelenggara pendidikan
untuk dapat menyiapkan tenaga kerja siap pakai yang kompeten di bidangnya dan
mampu bersaing di dunia kerja.
Sementara itu
dengan kondisi perekonomian Negara saat ini, tenaga lulusan setingkat SMU / jenjang
menengah diharapkan dapat memiliki kemampuan bersaing, sehingga dapat menjadi
tenaga kerja yang profesional dan produktif, adaptif dan kreatif, mampu
mengatasi perkembangan teknologi yang sangat cepat.
Perkembangan
industri bidang farmasi merupakan salah satu bidang yang menjanjikan di
Indonesia, ketika kebanyakan industri kewalahan ditimpa resesi, sedangkan
industri farmasi justru berkembang tiap tahun (tahun 1998 pasar berkembang 25%,
tahun 1999 bertambah lagi 20% dan tahun 2000 mencapai 50%, perkembangan
berkesinambungan sampai tahun 2008). Asisten Tenaga Kefarmasian (ATK) juga
merupakan "backbone" di sektor apotek dan laboratorium klinik yang
perkembangannya mengikuti perkembangan perumahan. Di setiap area di mana
pemukiman berkembang, akan berkembang pula apotek dan laboratorium klinik.
Pelayanan
kefarmasian merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan perlu segera
melakukan proses peningkatan profesionalisasi pelayanan baik secara kuantitas
maupun kualitas.
Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) kompetensi keahlian Farmasi, yang melihat situasi dan
kondisi yang ada menangkap peluang kebutuhan akan tenaga pelaksana di bidang
farmasi, termasuk sektor pelayanan (apotek, rumah sakit), distribusi obat (PBF,
Pedagang Besar Farmasi) juga sector industry dan laboratorium.
Untuk
menjawab peluang tersebut maka dalam penyelenggaraan pendidikan berpedoman pada
kurikulum pemerintah yang didasarkan pada struktur program kurikulum SMK yang
berlaku saat ini, yaitu :
A.
Komponen
Normatif
Mengarahkan siswa pada pembentukan
watak dan sikap etis, melalui mata pelajaran seperti :
1.
Pendidikan
Pancasila dan Kewarganeraan
2.
Pendidikan
Agama
3.
Bahasa
Indonesia
4.
IPS
(Sejarah Nasional dan Sejarah Umum)
5.
Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan
B.
Komponen
Adaptif
Mengarahkan siswa pada konsep
berfikir logis dan kreatif, melalui mata pelajaran seperti :
1.
Matematika
2.
Kimia
3.
Biologi
4.
Bahasa
Indonesia
5.
Keterampilan
Komputer dan Perkenalan Informatika (KKPI)
C.
Komponen
Produktif.
Mengarahkan siswa pada pembekalan
keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan kemampuan yang diperlukan oleh dunia
kerja, melalui mata pelajaran seperti :
1. Ilmu Resep
2.
Farmakologi
3.
Farmakognosi
4.
Administrasi
Farmasi
5.
Kesehatan
Masyarakat
6.
Perundangan
undang Kesehatan
7.
Praktek
Kerja Lapangan
Berdasarkan
kurikulum pendidikan yang diberikan kepada siswa didik, maka Kompetensi lulusan
SMK Farmasi yang dapat dibentuk adalah sebagai berikut :
A.
Melaksanakan
peracikan obat
·
Menjelaskan
konsep kefarmasian
·
Membuat
sediaan serbuk
·
Membuat
sediaan larutan
·
Menjelaskan
cara pembuatan sediaan steril
·
Mengidentifikasi
resep
·
Membuat
sediaan kapsul
·
Membuat
sediaan emulsi
·
Membuat
cara pembuatan galenika
·
Menjelaskan
cara pembuatan infus ( Rebusan )
·
Menggunakan
alat-alat peracikan
·
Membuat
sediaan salep
·
Membuat
sediaan suspensi
·
Menjelaskan
pembuatan Suppositoria / Ovula
B.
Melaksanakan
Penatalaksanaan Sediaan Farmasi
·
Melakukan
penataan dan penyimpanan sediaan farmasi berdasarkan sifat fisik dan kimia
·
Melakukan
pencatatan dan laporan sediaan farmasi
·
Melakukan
penataan dan penyimpanan sediaan farmasi berdasarkan peraturan
perundang-undangan
·
Menjelaskan
jaringan dan sistem distribusi sediaan farmasi
C.
Melaksanakan
pengelolaan perbekalan farmasi sesuai dengan kewenangannya
·
Melaksanakan
pelayanan prima
·
Pengadaan
sediaan farmasi
·
Menghitung
harga sediaan farmasi
·
Meningkatkan
penjualan
D.
Melaksanakan
konsep hidup sehat
·
Mengkomunikasikan
konsep hidup obat
·
Memberikan
informasi penggunaan obat
·
Menginformasikan
penggunaan obat
Adanya
Program link and match antara industri dengan instansi yang terkait, seperti
Apotek dan Industri ( User ) guna mengasah kemampuan dan Keterampilan
penatalaksanaan kefarmasian sehingga memiliki kecakapan sesuai dengan Standar
ISO yang ditetapkan oleh dunia Industri / User.
Konsepsi lain
yang ada pada kurikulum SMK Farmasi adalah adanya peluang bagi lulusan untuk
dapat langsung bekerja di industri baik swasta maupun BUMN dan memungkinkan
untuk dapat membuka lapangan kerja sendiri dengan dibekali entrepreneurship
sebagai modal keterampilan serta dapat melanjutkan kejenjang pendidikan yang
lebih tinggi baik di lingkungan Kesehatan maupun pendidikan tinggi lainnya yang
relevan dengan program keahlian ini.
Prospek lulusan
SMK Farmasi dengan seabreg kompetensi yang dimilikinya, dekade sekarang ini
masih sangat terbuka luas, baik menjadi bagian ;
1. Pelayanan dan penatalaksanaan
kesehatan masyarakat seperti menempati formasi Asisten Tenaga Kefarmasian (ATK)
pada Instalasi Apotek, Instansi Rumah Sakit Pemerintah maupun swasta
2.
Tenaga
penyuluh kesehatan masyarakat di Puskesmas
3.
Tenaga
Teknisi di Industri Obat, Makanan, Minuman, Alat Kesehatan, Obat Tradisional,
Kosmetik, Bahan Kimia
4.
Tenaga
Laboran di Lembaga Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Klinik
5.
Tenaga
Distribusi/Marketing di Pedagang Besar Farmasi (PBF)
6.
Entrepreneuship/Wirausaha
dengan membuka toko obat atau Apotek.
7.
Melanjutkan
Pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar