Sabtu, 02 April 2016

PRESIDEN DORONG PENDIDIKAN KEJURUAN



PRESIDEN DORONG PENDIDIKAN KEJURUAN

Presiden Joko Widodo menegaskan komitmen pemerintah untuk mendorong pendidikan kejuruan sebagai salah satu upaya meningkatkan daya saing sumber daya manusia. Tahun ini, pemerintah akan membangun banyak tempat pendidikan kejuruan di Indonesia.
Demikian diungkapkan jokowi saat acara Dialog Publik bersama Presiden yang diselenggarakan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia, Rabu (30/3), di Jakarta.” Mengenai kesiapan sumber daya manusia kita berkompetisi, memang harus dipersiapakan. Sebab, kalau tidak dipersiapkan, kita akan ketinggalan terus.” Katanya.
Sebagai bentuk komitmen pemerintah akan membangun sekolah menengah kejuruan dalam jumlah besar mulai tahun ini.” Kalau dulu ada SD inpres, mulai tahun ini aka nada SMK inpres. Pendidikan vokasional akan kita garap besar-besaran, yaitu SMK dan politeknik,” tutur presiden. Pendidikan kejuruan itu akan menjadi pusat pelatihan bagi siswa yang akan masuk ke dunia kerja.” Ke depan, pelatihan harus lewat Institusi-institusi ini.”kata jokowi.
Direktur Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Mustaghfirin Amin mengatakan, baru pada tahun ini pemerintah mengalokasikan anggaran yang besar untuk pembangunan SMK baru. Sebanyak 341 SMK baru bisa dibangun di daerah yang belum memiliki SMK. “Biasanya setiap tahun hanya dianggarkan untuk pembangunan 40 SMK baru. Karena SMK diyakini harus dikembangkan akses dan kualitasnya, keberpihakan pada pembangunan SMK baru langsung dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Hal ini sebagai komitmen untuk melaksanakan pendidikan vokasi menengah berkualitas yang sesuai potensi dengan lokal .”ujar Mustaghfirin.
Dalam rangka mendukung program pembangunan pemerintah, Kemdikbud menguatkan SMK yang memiliki program keahlian di bidang pariwisata, pertanian, dan maritime. Selain itu, dilakukan juga pemetaan ulang mengenai program-program keahlian yang ada di SMK untuk melihat prospeknya terkait perkembangan teknologi dan tantangan perubahan jaman. “jika ada program keahlian yang dinilai tidak prospektif, ya, kami tutup. Sebaliknya, jika ada kebutuhan untuk program keahlian baru, untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja di bidang infrastruktur , misalnya baru-baru ini SMK bidang konstruksi diperkuat, “ papar Mustaghfirin.
Peningkatan daya saing lulusan SMK di pasar kerja juga diprogramkan. Kemdikbud mendukung 1.200 SMK untuk melakukan sertifikasi kompetensi yang diakui Badan Nasional Sertifikasi Profesi.
Pendidikan vokasi di SMK disoroti karena jumlah lulusannnya yang menganggur lebih banyak daripada lulusan SMA. Dari data Badan Pusat Statistik, pada Agustus 2015, sebanyak 12,65 persen penganggur berasal dari SM,K, 10,32 persen dari SMA, 7,54 persen dari diploma, dan 6,40 persen dari Universitas.
Marclock, Koordinator Lapangan Forum Peduli Pendidikan Pelatihan Menengah Kejuruan Indonesia. Mengatakan, penguatan pendidikan vokasi di tingkat menengah dan tinggi sangat penting bagi masa depan bangsa.”Untuk apa punya banyak sarjana, tetapi tidak terampil dan tidak punya keterampilan,”ucap Marlock.
Marlock menyoroti persoalan link and match yang belum berjalan baik, tak hanya terkait dnegan dunia industry. Lulusan SMK yang hendak melanjutkan ke perguruan tinggi masih di persulit karena regulasi yang belum terpadu. “Tamatan SMK seharusnya bisa bekerja, melanjtkan kuliahm dan menjadi wirausaha,”ujar Marlock.
(sumber : ditpsmk.net)